Kamis, 12 Juni 2014

Gunung Rinjani sumber kehidupan pulau Lombok

 Gunung Rinjani merupakan sebuah simbol kesakralan dan mistis di Pulau Lombok baik bagi suku asli Sasak yang mayoritas beragama Islam dan bagi Suku Bali yang beragama Hindu. Mitos dan legenda, pantangan dan larangan yang berkembang menjadi kepercayaan turun temurun membuat Gunung Rinjani menjadi semakin menarik untuk dieksplorasi, terutama bagi anda pecinta alam, baik alam nyata maupun alam gaib. Sejak dahulu kala, Gunung Rinjani menjadi sumber inspirasi, kekuatan dan kehidupan bagi masyarakat Lombok dan Bali (terutama yang menetap di Lombok) dalam arti yang seluas luasnya. Rinjani menjadi tempat ibadah, tempat melakukan pemujaan, tempat bertapa tempat menyucikan senjata pusaka bagi kedua kelompok masyarakat tersebut. Selain itu, Gunung Rinjani memberikan kehidupan bagi seluruh kawasan pertanian yang ada di Pulau Lombok karena dari kawasan hutan lindung yang ada di Gunung Rinjani, air mengalir terus sampai ke segala penjuru Pulau Lombok. Ini terjadi karena keberadaan Danau Segara Anak di kawasan Gunung Rinjani yang terletak pada ketinggian sekitar 2000 m di atas permukaan laut yang tidak saja menakjubkan secara keindahan namun juga berkedudukan penting karena berfungsi sebagai penampumng air yang tak kunjung kering sepanjang tahun yang selanjutnya teralirkan ke kawasan pertanian di seluruh Pulau Lombok.


Menyadari fungsi Gunung Rinjani yang begitu starategis bagi kehidupan masayarakat Lombok dan bangsa Indonesia pada umumnya, pemerintah akhirnya menetapkan Gunung Rinjani sebagai Taman Nasional dan ditetepakan secara resmi sebagai Kawasan Suaka Margasatwa oleh Menteri Kehutanan pada tahun 1997 berdasarkan SK No. 280/Kpts-V/1997 tanggal 23 Mei 1997. Luas dari kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani  mencapai 41.330 ha hutan yang secara geografis terletak di antara koordinat 116021’30″ – 116034’01″ Bujur Timur (BT) dan 8018’18″ – 8032’19″ Lintang Selatan (LS). Selanjutnya, secara wilayah administratif, Taman Nasional Gunung Rinjani termasuk ke dalam 3 kabupaten; Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah dan Lombok Timur.


Taman Nasional Gunung Rinjani rupanya tidak hanya penting bagi masyarakat yang tinggal di Pulau Lombok, tapi ternyata juga penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. Ini ditunjang oleh keanekaragaman hayati baik flora fauna dan  vegetasi yang variatif yang merupakan tipe flora dan fauna dari hutan dataran tinggi. Keunikan keragaman hayati di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani terjadi karena Lombok dipercaya merupakan titik peralihan Zona flora dan fauna Asia dan Australia yang lebih dikenal dengan The Wallacea Line.

Selain sebagai “laboratorium” yang penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, Taman Nasional Gunung Rinjani juga menjadi gunung yang sangat menantang dan menarik bagi para pecinta alam atau penggemar petualangan mendaki gunung. Keindahan alam di kawasan Gunung Rinjani seolah dapat menyihir para pendaki sehingga rasa letih mereka terasa hilang begitu menapakkan kaki di Gunung Rinjani. Banyak di antara para pendaki baik nusantara maupun mancanegara yang kembali dan mendaki Gunung Rinjani berulang-ulang karena keindahan dan tantangan yang ada di sepanjang rute pendakian. Untuk melakuakan pendakian ke kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, para pendaki dapat melakukannya melalui dua jalur pendakian yang paling disarankan oleh Pengelola Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yaitu rute Senaru dan rute Sembalun. Perkiraan waktu tempuh dari Bandara atau Senggigi ke Senaru adalah kurang lebih 3 – 4 jam dengn kendaraan umum atau 2 jam dengan kendaraan pribadi dan ke Sembalun kira-kira 4 – 5 jam dengan kendaraan umum atau 3 jam  dengan kendaran pribadi.

Selama dalam perjalanan pendakian di Gunung Rinjani, para pendaki ditawarkan pengalaman yang menakjubkan; tantangannya, keindahannya dan misteri di balik legendanya merupakan hal yang tak kan terlupakan. Sebagian dari tempat-tempat menarik dan hal unik yang akan dilalui dan dijumpai sepanjang perjalanan adalah Bunut Ngengkang, Montong Satas, Sanggah Basong (Muntiacus Muntjak), Gua, Aiq Kalak, Danau Segara Anak, Kalimantong (Strawberry Lokal), Edelweiss atau Sandar Nyawa (Anaphalis Javanica), Puncak Rinjani, dan Gunung Baru dll.


Gunung Rinjani yang sangat disakralkan dan dihormati oleh masyarakat Bali dan Sasak Lombok ternyata memiliki lusinan pantangan dan larangan bagi setiap orang yang berziarah (mendaki) Gunung Rinjani. Beberapa diantara pantangan dan larangan bagi penziarah (pendaki) yang sedang berada di Gunung Rinjani adalah laranagn untuk berkata-kata kotor, berkata-kata yang menunjukkan kekhawatiran atau keluh kesah. Konon apabila penziarah berkeluh kesah atau mengungkapkan kata-kata yang menunjukkan kekhawatiran maka hal yang dikhawatirkan tersebut akan serta merta menjadi kenyataan. Misalnya, bila mengatakan, “akan turun hujan”, makan serta merta hujan akan turn. Selain itu, suami istri juga dilarang melakukan hubungin intim ketika berada di sana.

Gunung Rinjani adalah tempat suci bagi umat Hindu Bali karena dianggap sebagai tempat bersemayamnya para Dewa dan juga tempat suci bagi Suku Sasak karena dipercaya sebagai tempat tinggal para wali dan tokoh abadi Dewi Anjani


Selain pemandangan yang menakjubkan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, para pendaki juga dapat mengeksplorasi keunikan dan legenda yang terdapat di dalam tiga gua di sekitar Danau Segara Anak yaitu Gua Susu, Gua Payung, dan Gua Manik. Yang paling ternama dan unik dari ketiga gua itu adalah Gua Susu karena mitos yang berkembang di antara para pendaki tradisonal. Di dalam gua ini air menetes dari ujung-ujung bebatuan  yang menyerupai puting susu dan itulah sebabnya gua ini disebut Gua Susu. Uniknya, rasa air yang menetes dari setiap “puting” tersebut berbeda beda. Suhu di dalam Gua Susu terasa cukup panas dan mengeluarkan uap sperti pada sauna. Mulut Gua Susu yang sempit dipercaya akan menjadi lebih lebar jika yang memasukinya adalah orang baik sehingga dia akan lebih mudah untuk masuk. Sebaliknya, jika yang masuk adalah orang jahat maka mulut gua akan menjadi semakin sempit dan menyulitkan orang tersebut untuk masuk. Gua ini sering digunakan sebagai tempat bermeditasi atau bertapa oleh mereka yang sedang mencari kekuatan gaib.


Dalam Bahasa Sasak aiq berarti air dan kalak berarti panas. Air panas yang keluar dari perut Gunung Rinjani dan teralir ke kolam-kolam kecil yang bertingkat (terraced) di sekitar Danau Segara Anak. Karena itulah, suhu air pada satu kolam dan kolam lainnya berbeda-beda sehingga para pendaki dapat memilih suhu yang sesuai. Aiq Kalak menjadi solusi yang efektif untuk menghilangkan letih akibat rute pendaakian yg cukup menantang. Selain itu, kandungan sulfurnnya yang tinggi dapat pula mengobti penyakit kulit ringan dll.

Salah satu dari kolam air panas adalah Pengkereman Jambangan. Kolam air panas ini dipercaya oleh pendaki tradisional memiliki tuah. Oleh karena itu, banyak di anatara para pendaki merendam atau mencelupkan senjata pusaka mereka seperti keris, tombak, dan kelewang dengan maksud menguji kekuatannya. Bila benda pusaka tersebut tidak memiliki kekuatan supranatural yang cukup maka benda pusaka tersebut akan serta merta rusak atau bengkok. Selain itu, Pengkereman Jambangan juga dipakai untuk menguji minyak obat bertuah yang terbuat dari minyak kelapa. Bilamana minyak yang biasanya disebut Siu Satus Tunggal (seribu hajat) itu direndam dan berubah menjadi semakin jernih maka ini berarti bahwa minyak tersebut punya kekuatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan bahkan dapat memberikan efek kebal senjata tajam bila diminum.



Dananu Segara Anak adalah danau di kawah Gunung Rinjani yang terletak di atas ketinggian sekitar 2000 m di atas permukaan laut. Dari rim,  Danau Segara Anak tampak sangat luas seperti miniatur lautan. Oleh karena itulah danau ini disebut Segara Anak karena dalam Bahasa Sasak segara artinya laut dan anak artinya mini atau miniatur. Konon Danau Segara Anak selain eksotis juga dipercaya sebagai tempat bermukimnya makhluk gaib yang ada di Gunung Rinjani dan sebagian besar dari makhluk gaib tersebut dipercaya beragama Islam. Dalam masyarakat Sasak Lombok berkembang mitos bahwa apabila seseorang melihat Danau Segara Anak dalam keadaan luas maka ini menandakan bahwa umur orang yang melihat tersebut masih panjang. Sebaliknya jika Danau Segara  Anak baginya tampak sempit, ini menandakan bahwa umur orang tersebut sudah pendek.

Menariknya, selain dipercaya sebagai tempat tinggal makhluk gaib, Segara Anak juga dipercaya oleh masyarakat Sasak Lombok yang beragama Islam sebagai tempat tinggalnya para wali yang telah, dalam pandangan manusia, meninggal. Jadi Masyarakat Sasak Lombok percaya bahwa para wali yang mereka anggap keramat tidaklah meninggal melainkan pindah dan menetap di Gunung Rinjani. Sejalan dengan itu, Masyarakat Sasak Lombok juga percaya bahwa di sekitar Danau Segara Anak atau kawasan Gunung Rinjani terdapat sebuah masjid besar yang dibangun oleh para gaib yang tinggal di sana. Selain sebagai tempat ibadah rutin, masjid tersebut juga konon dipercaya sebagai tempat diadakannya pertemuan rutin dan istimewa bagi para wali baik yang sudah tinggal di sana (meninggal) maupun para wali yang masih hidup namun memiliki kekeramatan dan mampu menembus alam gaib. Lagi-lagi, masyarkat Sasak Lombok percaya bahwa para wali inilah yang selalu berusaha dengan keras untuk menjaga Gunung Rinjani agar tidak meletus dan menyengsarakan penduduk Lombok.

Gunung Baru adalah sebutan untuk gunung yang muncul dari aktifitas gunung berapi Rinjani yang muncul di tengah Danau Segara Anak. Gunung Baru ini sesekali terlihat mengeluarkan asap gunung berapi. Menurut kepercayaan masyarakat Gunung Baru merupakan pusar Gunung Rinjani. Gunung Baru meletus terakhir pada tahun 1994  namun tidak terlalu dahsyat sehingga tidak berakibat buruk bagi masyarakat Lombok. Sebagian masyarakat Lombok justru mempercayai bahwa Gunung Baru meletus karena bangsa jin yang bermukim di sana ssedang membangun sesuatu. Hal ini tampak dari bebatuan yang tersusun rapi dan indah di sekitar kaki Gunung Baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar